Sabtu, 12 Februari 2011

Kelebihan & Kekurangan MonoShock


Mengganti perangkat suspensi motor dari twin shock alias shockbreaker kembar menjadi monoshock alias shockbreaker tunggal kini telah menjadi tren dimana-mana. Selain lebih bergaya -- karena sistem suspensi mono biasanya digunakan oleh motor balap baik di sirkuit maupun di laga crosstrack – juga menjadi berkendara lebih mantap.

“Sebab dengan monoshock, maka saat motor bermanuver tumpuan beban hanya pada satu titik sehingga motor lebih stabil,” tutur Fandi Opan, modifikator Timur Motor, Ampera, Batu Ceper, Tangerang, Senin (24/1).

Sebaliknya, bila motor menggunakan shockbreaker ganda maka tumpuan beban yang semestinya di bagi sama besar di kedua shock hanya disangga oleh satu shock saat motor menikung dan meliuk-liuk. Akibatnya, motor tidak stabil kala pengendara melakukan manuver. 

Walhasil, selain tidak stabil motor juga kurang lincah diajak bermanuver. Namun,  monoshock ternyata juga memiliki beberapa kekurangan. “Plus minus ini harus diperhatikan, sehingga pengguna motor bisa secara bijaksana berkendara dengan baik dan aman,” papar  Opan.

Lantas apa saja kelebihan dan kekurangan monoshock? Apa yang seharusnya dilakukan oleh pemilik motor? Bagaimana cara untuk modifikasi motor yang sebelumnya menggunakan twin shock ke monoshock?

Berikut Fandi Opan berbagi tips untuk Anda :

A. Kelebihan

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki peranti suspensi monoshock  di antaranya :

1.Lebih Lembut
Menurut Opan, pengalaman selama ini menunjukkan bahwa  bila para pengguna sepeda motor yang bersuspensi monoshock menggunakan peranti itu secara benar, maka efek yang ditoimbulkan peranti itu jauh lebih nyaman ketimbang twin shock. Ayunan dan respon pegas lebih lembut kala pengendara melibas tanjakan atau jalan berlubang.

Namun, satu hal yang perlu dicatat penggunaannya juga harus sesuai dengan saran atau rekomendasi pabrikan. Misalnya, beban yang diangkut tidak melebihi yang ditetapkan. 

“Setiap motor pasti ada aturan beban maksimalnya, misalnya bobot motor hanya 95 kilogram maka jangan mengangkut beban lebih dari itu,” terang Opan.

2. Lebih bergaya
Peranti monoshock umumnya digunakan oleh motor sport yang biasadigunakan di laga balap. Sehingga, motor yang menggunakan peranti itu juga akan memancarkan aura sporty. 

Terlebih, kata Opan, dari sisi tampilan lebih ringkas, praktis dan minimalis. “Tampilan seperti itulah yang mekmbuat orang gandrung ke peranti itu,” ujarnya.


3. Performa lebih stabil
Monoshock sangat menunjang kestabilan motor di saat pengendara bermanuver di tikungan, jalan yang berkelok tajam, berlubang atau bergelombang dalam kecepatan sedang atau bahkan tinggi. 

Kestabilan itu tercipta karena beban yang harus didistribusikan oleh motor kala beraksi di berbagai lintasan tersebut disangga oleh satu titik yang sejak wala memang dipersiapkan mampu menahan beban berat. Melalui monoshock beban motor dipusatkan di tengah lengan ayun. 

Hal itu berbeda dengan twin shock, karena sedari awal dirancang untuk membagi beban ke kedua titik yaitu di masing-masing shockbreaker. “Sehingga, di saat menikung atau bermanuver beban yang disangga shockbreaker berbed. Itulah yang menyebabkan ketidakstabilan,” jelas Opan.


B. Kekurangan

Selain memaparkan kelebihan yang dimiliki monoshock, Fandi Opan juga menyebutkan beberapa kekurangan peranti tersebut. Beberapa kekurangan peranti itu antara lain:

1. Tidak cocok untuk mengangkut beban berat
Karena titik tumpuan shockbreaker jenis ini hanya pada satu tempat maka upayakan selalu mengakut beban yang tidak melebihi standar yang ditetapkan pabrikan. Bila melebihi angka tersebut, maka komponen peranti itu akan cepat aus atau rusak.

Bahkan, bila dipaksakan – misalnya berkendara dengan tiga orang atau lebih -  maka shock kemungkinan akan ambles. Bila hal itu terjadi, maka Anda harus siap merogoh kocek dalam-dalam, karena biaya perbaikannya mahal.

2. Umur lebih pendek
Pada umumnya, pabrikan menetapkan masa pakai atau umur shockbreaker ini adalah 20 ribu kilometer pemakaian. Memang, bisa saja pemilik kendaraan bermotor merasa peranti suspensi itu masih oke-oke saja meski telah menempuh jarak 20 ribu kilometer.

“Namun, mereka harus waspada. Sebab, dengan umur pakai yang telah melampui batas potensi rusak bisa terjadi kapan, sehingga perlu kewaspadaan tinggi,” wanti-wanti Opan.

Selain itu, para pemilik motor juga harus rajin memeriksa oli suspensi yang ada di tabung. Pasalnya, bila oli telah encer menyebabkan peranti itu tidak bisa bekerja seacar maksimal. Bila itu terjadi, maka bahaya pun mengintai.

3. Lebih mahal
Untuk memasang atau modifikasi dari twin shock ke monoshock diperl;ukan biaya yang tidak kecil. Menurut Opan, dengan patokan harga komponen yang ada saat ini, untuk motor bebek kisaran biaya modifikasi Rp 1,8 – 2,5 juta.

Selain itu, untuk modifikasi juga harus ditunjang oleh sasis motor yang kuat serta peranti suspensi bagian depan yang mumpuni. Bila tidak, justeru menimbulkan potensi kecelakaan. Sebab, bisa saja terjadi, pada saat motor melaju kencang tiba-tiba ambles. Motor pun oleng-oleng.

Namun, bila motor memiliki sasis yang kuat serta harga komponen dan pemasangan tidak mahal, maka monoshock jauh lebih menguntungkan.
Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan monoshock. Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar